WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Senin, 14 November 2011

Bimbingan dan konseling


bimbingan dan konseling

A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, sejak dimulainya bimbingan yang diprakasai oleh frank parson pada tahun 1908. Sejak itu rumusan demi rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan tersebut dikemukakan antara lain[1] :
Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetauhan dan keterampilan-keterampilan yang di perlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interprestasi-interprestasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian – penyesuaian yang bijaksana, bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan, tetapi harus dikembangkan.
Bimbingan merupakan proses membantu individu, membantu dalam arti tidak memaksa. Bimbingan tidak memaksa individu untuk menuju ke satu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing melainkan membantu mengarahkan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya secara optimal, pilihan dalam pemecahan masalah ditentukan oleh individu sendiri sedangkan pembimbing hanya membantu mencarikan alternative solusinya saja.
Makna bimbingan bisa diketahui melalui akronim kata bimbingan sebagai berikut:
B ( bantuan )
I ( individu )
M ( mandiri )
B ( bahan )
I ( interaksi )
N ( nasehat )
G ( gagasan )
A ( asuhan )
N ( norma )
Jadi, dari keterangan pengertian bimbingan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksidan pemberian nasehat serta gagsan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan pengertian konseling antara lain :
Konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman klien difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan. Interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien, terjadi dalam suasana yang professional.
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya. Konseling kadang disebut penyuluhan adalah suatu bentuk bantuan konseling merupakan suatu proses pelayanan yang melibatkan kemampuan professional pada member layanan.
Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka anatara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras dan manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Sebagaimana makna bimbingan maka konseling juga bisa dimaknai dari akronim kata konseling sebagai berikut :
K ( kontak )
O ( orang )
N ( menangani )
S ( masalah )
E ( expert atau ahli )
L ( laras )
I ( integrasi )
N ( norma )
G ( guna )
Jadi, konseling dapat diartikan kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang ( konselor dank lien ) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien.

B.     Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Ruang lingkup bimbingan dan konseling berarti seluruh yang menyangkup tentang isi bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Ruang lingkup tersebut dapat dilihat dan berbagai segi yaitu dan segi fungsi, sasaran, layanan, masalah.[2]
1.      Segi Fungsi
Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b) pengembangan, (c) penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan. Penekanan prioritas pada fungsi-fungsi tertentu pada umumnya didasarkan pada kemudahan-kemudahan yang tersedia dan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
2.      Segi Sasaran
Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan optimal melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
3.      Segi layanan
Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling disekolah meliputi layanan-layanan:
a)      Pengumpulan data yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data pengolahan dan penghimpunan berbagai informasi tentang siswa beserta latar belakangnya. Tujuan layanan ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap siswa dalam membantu mereka mencapai perkembangan optimal.
b)      Pemberian informasi yaitu layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada para siswa. Tujuan layanan ini adalah agar para siswa memiliki informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun informasi tentang lingkungan. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat.
c)      Penempatan yaitu layanan untuk membantu para siswa agar memperoleh wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tujuan layanan ini adalah agar setiap siswa dapat mencapai prestasi optimal sesuai dengan potensinya. Setiap siswa diharapkan memperoleh wadah yang tepat untuk mengembangkan segala kemampuan pribadinya.
d)     konseling dan bentuk layanan lainnya yaitu layanan kepada para siswa yang menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik konseling dan teknik pemberian bantuan lainnya. Adapun tujuan layanan ini adalah agar pada akhirnya siswa yang menghadapi masalah pribadi mampu memecahkannya sendiri.
e)      Alih tangan (referal), yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu di luar kemampuan dan kewenangan petugas pemberi bantuan yang terdahulu. Misalnya mengirim siswa ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan, pengiriman ke psikolog untuk pemeriksaan psikologis, dan sebagainya.
f)       Penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai keberhasilan usaha bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak langsung layanan ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program pendidikan secara keseluruhan.
4.      Segi Masalah
Dilihat dan masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di sekolah mencakup:
a)      Bimbingan pendidikan yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Yang tergolong masalah-masalah pendidikan misalnya, pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, perencanaan pendidikan, dan sebagainya.
b)      Bimbingan karir yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir seperti: pemahaman terhadap dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian pekerjaan, pemilihan lapangan kerja, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir.
c)      Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi-emosional seperti: masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.

C.     Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta didik.[3]
1.      Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT,  mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut.
a.       Penanaman dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b.      Penanaman dan pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan peingembangannya untuk kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif.
c.       Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulannya.
d.      Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
e.       Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
2.      Bidang Bimbingan Sosial
Dalam bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut.
a.       Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
b.      Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhunbungan sosial, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.
c.       Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah maupun di masyarakat pada umumnya.
d.      Pengenalan, pemahaman dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan untutan sekolah, rumah dan lingkungan serta upayadan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
3.      Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan kesenian serta mempersiapkan pesert didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau untuk terjun ke lapangan pekerjaan tertentu. Bimbingan ini memuat pokok-pokok antara lain.
a.       Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b.      Pengembangan dan pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok. Dll.
4.      Bidang Bimbingan Karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier. Bidang ini memuat pokok-pokok berikut.
a.       Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
b.      Pemantapan cita-cita karier sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, serta pemantapan sikap positif dan obyektif terhadap pilihan karier.

D.    Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas sudah jelas bahwa yang ingin dicapai dengan bimbingan ialah tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan lingkungan. Hal tersebut merupakan tujuan utama pelayanan bimbingan di sekolah. Dan tujuan tersebut tertuju bagi murid-murid sebagai individu yang diberi bantuan. Akan tetapi sebenarnya tujuan bimbingan di sekolah tidak terbatas bagi murid saja, melainkan juga bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi masyarakat. Berikut ini akan diuraikan tujuan pelayanan bimbingan di sekolah secara terperinci baik bagi murid, sekolah, guru maupun bagi orang tua murid.[4]
Tujuan bagi murid ialah :
1.      Membantu murid-murd untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar serta kesempatan yang ada.
2.      Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
3.      Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif intrinsik dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
4.      Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan
5.      Mengembangkan nilai dan sikap secar menyeluruh, serta perasaan sesuai denga penerimaan diri.
6.      Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia.
7.      Membantu murid-murid untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat.
8.      Membantu murid-murid untuk hidup di dalam kehidupan yag seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.
Tujuan bagi sekolah ialah :
1.      Menyusun dan menyesuaikan data tentang murid yang bermacam-macam
2.      Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.
3.      Mengadakan penelitian tentang murid dan latar belakangnya.
4.      Menyelenggarakan program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan.
5.      Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan.
6.      Menyelenggarakan penelitian lanjutan terhadap murid-murid yang telah meninggalkan sekolah.
Tujuan bagi guru ialah :
1.      Membntu keseluruhan program pendidikan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan seluruh murid.
2.      Membantu dalam memperoleh usaha memahami perbedaan individuil serta individualisasi pengajaran, dalam mencapai penyesuaian antara keunikan individu dengan pendidikan.
3.      Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan oleh guru-guru dan seluruh staf.
4.      Membantu dalam mengenal pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan program pendidikan.
5.      Membantu dalam menyesuaikan keunikan individu dengan tuntutan umum sekolah dan masyarakat.
6.      Membantu guru dalam hubungan dengan murid-murid.
Bagi orang tua murid, ialah:
1.      Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-masalah hubungan antar manusia dalam keluarga, terutama yang berhubungan dengan murid-murid.
2.      Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah murid-murid serta bantuan-bantuan yang dapat diberikan.
3.      Membantu dalam membina hubungan yang lebih baik antara keluarga dan sekolah, terutama dalam masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuan terhadap murid-murid.
4.      Membantu memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya.
Demikianlah tujuan pelayanan bimbingan di sekolah, dan berhasil tidaknya tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri.


[2] Hery Kusmiharto, hkusmiharto@gmail.com. Akses tgl 01/11/2011
[3] Hallen A, Bimbingan dan Konseling. Ciputat : Quantum Teaching, 2005. Cet III, H 72.
[4] M Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu. H 30.