Jujur saja aku sebenarnya kurang mampu untuk menulis untuk diriku
sendiri apalagi dibaca untuk orang lain, coz mikirnya lama gitu klo nulis tapi
keingingin sih ada Cuma belum mampu menaklukkan rasa malaz yang selalu
menemaniku. Oy kenalin dulu namaku aji mumpung dan teman-temanku memanggilku
aji. Oy balik lagi soal nulis, dari semenjak kecil aku memang tidak suka
menulis dan aku selalu mengatakan tidak baginya, aku juga tidak tahu mengapa
aku tidak suka, menulis bagiku hanya membuang-buang waktu yang dapat mengotori
tanganku dangan tinta” pikirku dulu, aku lebih suka bermain, berbicara tanpa
batas, bercanda, bahkan menyendiri sekalipun aku sukai dari pada menulis.
Kebiasaanku dan kesenanganku semenjak kecil masih aku bawa hingga
aku memasuki bangku kuliah, yah aku masih suka untuk bermain dan bermain,
bercanda dan menghibur diri dengan menonton tv ataupun layar lebar (layar kecil
juga boleh tuu...hehehe) dan satu hal lagi bahwa aku masih belum suka untuk
menulis, hari demi hari kehidupanku masih belum berubah menulis adalah hal yang
sangat langka dalam keseharianku. Pernah suatu ketika seorang dosen
memotivasiku dan teman-temanku untuk menulis dan membeberkan janji-janji manis
sekaligus ancaman kepadaku dan teman-temanku.
Menulis adalah salah satu syarat untuk kalian semua lulus dari
bangku kuliah ini, bila kalian semua tidak dapat menulis maka jangan harap anda
bisa keluar dari kampus ini dengan bangga, untuk itu maka mulailah dari
sekarang untuk belajar menulis dengan baik sebelum kalian semua menyesal’’ itu
satu pesan dosenku yang sangat aku ingat dan dapat menghapus rasa malasku
hilang untuk sementara, dan semangat tiba-tiba menghampiriku dan mendekapku,
aku terhenyak seketika itu mendengar pesan-pesan dosenku, hatiku berkata “kamu
harus berubah dan kamu harus bisa menulis dan kamu yakin kamu mampu
melakukannya”.
Semenjak itu hari-hariku berubah, aku selalu tidak lepas dari buku
dan pena, kesendirianku aku isi dengan menuangkan apa yang ada dipikiranku
dalam kertas kosong. Untuk menambah pembendaharaan di otakku aku sengaja
mencari dan membaca buku tentang menulis bagi pemula. aku senang pergi ke toko
buku hanya untuk menyenangkan hatiku, sesekali membeli satu atau dua buku yang
cocok. Satu lagi, perpustakaan menjadi tempat yang nyaman bagiku. Tugas-tugas
kampus(makalah, resume, dll) selalu aku coba kerjakan sendiri walaupun itu
tugas kelompok, aku memberanikan diri mengambil sendiri tugas itu karena ingin
tidak terlalu banyak basa-basi dengan teman satu kelompokku.
Kalau ada dosen yang berkata “siapa yang siap makalah minggu depan”
aku langsung menjawab dan tunjuk tangan “saya siap pak ! “. Terlebih kalau ada
temanku memintaku untuk membuat makalah, maka aku menerimanya dengan lugas
tanpa berfikir bagaimana hasilnya nanti. Akan tetapi kesadaran itu tidak
berlangsung lama, hari semakin kebelakang rasa malasku kembali menghampiriku,
aku sudah tidak mengingat lagi apa pesan dosenku itu bahkan aku tega
menguburnya dalam ingatanku. Rasa keinginanku untuk bisa menulis luntur
kembali, beberapa saran dari teman yang mampu menulis dengan baik hanya
beberapa saat menyadarkan keinginanku bahkan pelatihan tulis menulis yang aku ikuti
tidak mempunyai dampak apa-apa bagiku. Kebiasaanku pada waktu kecil kembali
menemaniku, hari-hariku hanya diisi dengan menonton dan bermain, bermain dan
menonton.
Hingga suatu ketika menginjak semester akhir, pesan dosenku yang
sempat aku cicipi dan akhirnya aku kubur, benar-benar menghantuiku kemanapun
aku pergi hanya pesan dosenku itu yang aku ingat, aku benar-benar pusing dan
menyesal mengabaikan pesan dosenku agar aku belajar menulis sejak dini tanpa
harus menunda waktu, dan sejak itu motivasiku untuk bisa menulis kembali muncul.
Hal ini tidak terlepas dari tugas pribadi yang harus aku buat atas perintah
dosenku yaitu mengajukan proposal skripsi untuk dilanjutkan pada pembuatan
skripsi, deadline tugas yang diberikan dosenku semakin dekat akan tetapi aku
masih belum menghasilkan apa-apa, terlebih lagi aku mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler di luar kampus yang mengharuskanku
dan menuntutku agar aku dapat menghasilkan karya berupa tulisan yang baik.
Akhirnya dengan penuh kesadaran aku singsingkan baju dilenganku,
aku bulatkan niatku dan tekadkan semangatku dan kuraih laptop temanku untuk
belajar menulis. Aku nyalakan laptopnya sambil menunggu laptonya nyala hingga
sempurna aku masih berfikir apa yang harus aku tulis sedangkan aku tidak bisa, ide-ideku
hanya menari di atas kepalaku. Dengan terpaksa aku coba untuk menjabarkan apa
yang ada dipikiranku akan tetapi belum sampai satu paragraf aku hapus karena
tidak bagus kataku, aku coba ketik lagi akan tetapi yang kedua masih sama aku
merasa tulisanku masih belum layak dan aku mencoba menulis ideku yang lain akan
tetapi gagal lagi, hingga akhirnya aku tuangkan ideku yang terakhir aku ketik
huruf demi huruf tanpa memperdulikan apa hasilnya. Dan alhamdulillah akhirnya
aku bisa tersenyum karena aku mampu memaksa ideku keluar dan menjadikannya
tulisan. Ini ceritaku ! bagaimana ceritamu ?.