WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Selasa, 28 Juni 2011

faktor psikologi dalam mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang memberikan aspek positif terhadap diri manusia, baik terhadap pribadinya ataupun orang lain. Namun disadari atau tidak, dalam hal mengajar tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik, perlu banyak faktor yang bisa mendukung agar seseorang bisa melakukannya dengan baik.
Dalam ilmu pendidikan islam karangan Ramayulis ditegaskan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pendidik agar bisa mengajar/mendidik anak. Hal ini untuk meminimalisir penyimpangan-penyimpangan dalam hal mengajar/mendidik.
Dari banyak faktor di atas kami hanya ingin menjelaskan uraian tentang faktor-faktor psikologi dalam mengajar. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam mengajar akan memberikan andil yang cukup penting, faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan secara optimal. Sebaliknya, tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi mempersulit dalam mengajar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa/mahasiswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru/dosen.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar siswa/mahasiswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan. Sebagai konsekuensi dari pengertian ini dapat membuat suatu kecendrungan anak didik menjadi pasif, karena hanya menerima informasi pengetahuan yang diberikan oleh gurunya. Oleh karena itu, pengajaran seperti ini disebut juga dengan pengajaran yang intelektualistis.
Selanjutnya mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak didik dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman . Dalam proses ini siswa/mahasiswa mengenal dan menguasai pengetahuan untuk kemudian dapat memperkayanya. Hal ini berangkat dari intelektualnya, siswa/mahasiswa dapat menciptakan sesuatu yang baru.
Kemudian pengertian yang luas, mengajar dapat diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak didik secara optimal baik jasmani dan rohani, baik fisik ataupun mental.
Sedangkan psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Manusia adalah satu kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Apa yang hendak diselidiki oleh psikologi ialah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusiaitu, mengapa ia berbuat demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud dan tujuannya ia berbuat demikian. Lebih jelasnya psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Apabila dibulatkan menjadi satu kesatuan antara kata psikologi dengan mengajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan jawaban tentang manusia dalam upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Sedangkan faktor-faktor psikologi dalam mengajar adalah peristiwa tingkah laku pengajar/seseorang dalam upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
B. FAKTOR PSIKOLOGI DALAM MENGAJAR
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru/dosen berhadapan dengan sekelompok siswa atau mahasiswa dimana mereka adalah makhluk hidup/manusia yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan dan masa depan yang cerah. Untuk itu ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang guru dalam mengajar salah satunya faktor psikologi.
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologi yang berpengaruh dalam mengajar. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam mengajar, apabila dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk mengajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam pendidikan. Keinginan dan dorongan mengajar inilah yang disebut motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal : Pertama, mengetahui apa yang akan diajari, dan kedua, memahami mengapa hal tersebut patut diajari. Dengan berpijak pada dua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk mengajar. Sebab tanpa motivasi kegiatan belajar ataupun mengajar sulit berhasil, minimal kurang sempurna.
2. Konsentrasi
Konsentrasi disini artinya memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi mengajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi inilah keterlibatan mental secara intens sangat diperlukan sehingga tidak perhatian sekedarnya.


Di dalam mengajar, mungkin juga ada perhatian sekedarnya, tetapi tidak konsentrasi, maka apa yang diajarkan tidak maksimal dan terkesan setengah-tengah. Kesan seperti ini tidak baik mungkin untuk satu dua kali tidak ada masalah namun apabila hal tersebut berulang-ulang ketika mengajar, dikuatirkan ada yang kata-kata/ucapan yang kurang pas untuk didengar bagi anak didik.
3. Reaksi
Di dalam hal mengajar diperlukan keterlibatan untuk fisik ataupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis sehingga memberikan nilai/hasil yang optimal terhadap anak didik.
Mengajar itu harus aktif, tidak sekedar apa adanya, tetapi semua itu harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi. Jadi pengajar itu harus aktif, komunikasi dan membimbing apa yang seharusnya perlu. Seperti halnya dalam permainan sepak bola, (dalam hal ini pengajar kami ibaratkan dengan pelatih) pada saat permainan kurang optimal maka pelatih harus betul-betul bereaksi memberikan stimulus/penyegaran kepada anak asuhnya, minimal berteriak apabila ada anak asuhnya kurang bergairah dalam bermain.
4. Pemahaman
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan fikiran. Karena itu mengajar berarti harus mengerti dan memahami apa yang akan diajarkan kepada anak didiknya. Hal ini sangat penting bagi orang yang ingin mengajar.
Dalam mengajar, unsur pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologis lainnya. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, orang yang mengajar dapat mengembangkan apa yang diajarkan menjadi leih luas lagi. Untuk itu dianjurkan bagi orang yang ingin mengajar terlebih dahulu mempelajari apa yang ingin disampaikan /diajarkan kepada anak didiknya.
5. Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah kemampuan untuk mengajar. Kemampuan itu baru terealisasi dengan baik apabila sudah diaplikasikan sebelumnya misalnya menjadi asisten guru/ menjadi guru pengganti apabila seorang pengajar tertentu tidak hadir.

Bakat sangat mempengaruhi dalam mengajar, bakat disini bisa juga dipahami spesialisasi dan profesional dalam bidangnya. Misalnya guru ahli biologi mengajar ilmu biologi, guru agama mengajar ilmu agama dan seterusnya.
6. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh keputusan.
Kaitannya dengan mengajar adalah minat sangat besar pengaruhnya dalam mengajar karena bila pelajaran yang diajarkan tidak sesuai dengan minatnya. Ada sesuatu yang kurang dalam mengajar. Begitu juga minat dapat diartikan mampu/tidak sakit/tidak capek (bukan dalam kelelahan)
kelelahan dapat menjadi faktor penghalang bagi seseorang untuk mengajar dengan baik. Untuk itu dianjurkan bagi orang yang mengajar dalam kelelahan untuk tidak mengajar sesuai target (full time).
Dalam hal ini kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena, terjadinya kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini terasa pada bagian kepada dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatinnya.

7. intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep – konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya dalam mengajar dalam situasi yang sama. Intelegensi dapat diartikan tingkat pendidikan. Pengajar yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah, pengajar yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih berhasil dari pada pengajar yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Akan tetapi hal itu tidak selamanya terjadi pasti adanya pengecualian dari sebagian kecil orang yang dapat mengajar dengan baik.

BAB III
PENUTUP
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang memberikan aspek positif terhadap diri manusia, baik terhadap pribadinya ataupun orang lain. Namun disadari atau tidak, dalam hal mengajar tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik, perlu banyak faktor yang bisa mendukung agar seseorang bisa melakukannya dengan baik.Salah satunya faktor psikologis.
Faktor-faktor psikologis dalam mengajar sendiri adalah peristiwa tingkah laku pengajar/seseorang dalam upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Dari faktor-faktor tersebut sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologi yang berpengaruh/mempengaruhi dalam mengajar. Faktor-faktor tersebut antara lain : motivasi, konsentrasi, reaksi, pemahaman, bakat, minat dan intelegensi.
Al-insan mahallul khata’ wa an-nisyan, begitu juga dengan makalah ini selebihnya banyak kekurangan, untuk kami mohon saran serta kritiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Belajar dan Mengajar, Bandung : Yrama Widya, 2010.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya, 1988. Cet II.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta : Renaka Cipta, 2006. Cet V.

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta : Renaka Cipta, 2006. Cet V. h. 103
Ibid, h 103
Ibid, h 104
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya, 1988. Cet II. h. 1
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007. H 39
Daryanto, Belajar dan Mengajar, Bandung : Yrama Widya, 2010. H 38
Ibid, h 38.
Ibid, h 40.
Ibid, h 37.