KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,
shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, karena dengan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya makalah ini dapat tersusun dan terselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Sejarah Pendidikan Islam. Adapun makalah ini berjudul ”Sejarah
Pendidikan Agama Islam di Nusa Tenggara”
Makalah ini bertujuan untuk membantu dan
menambah wawasan kita. Makalah ini memuat : Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.
Pemakalah menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu para pembaca
dan para pakar, pemakalah mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan saran
dan kritik demi sempurnanya makalah ini saya mengucapkan terima kasih dan
semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua. Amin.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah membuktikan bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada abad
ke-7 M, tetapi baru meluas pada abad ke-13 M. Perluasan Islam ditandai
berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara seperti kerajaan Perlak dan
Samudra Pasai di Aceh pada tahun 1292 dan tahun 1297. Melalui pusat-pusat
perdagangan di daerah pantai Sumatera Utara dan melalui urat nadi perdagangan
di Malaka, agama Islam kemudian menyebar ke Pulau Jawa dan seterusnya ke
Indonesia bagian timur termasuk Nusa Tenggara.[1]
Mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah Islam di Nusa
Tenggara temasuk bagaimana pendidikan Islam di Nusa tenggara, karena minimnya
informasi yang didapat dan sedikit sekali pelajaran yang mengupas panjang lebar
mengenai sejarah dan perkembangan PAI di Nusa Tenggara. Untuk itu sangat
penting mengupas dan memahami bagaimana sejarah keberadaan Islam di Nusa
Tenggara serta Bagaimana Pendidikan Agama Islam di Nusa Tenggara. Karena dapat
memberi pemahaman yang jelas tentang perkembangan Islam dan pendidikan Agama
Islam di Nusa Tenggara.
B.
Rumusan Masalah
Merunut pada prolog di atas, maka pemakalah akan member batasan
yang jelas dan tegas mengenai permasalahan yang akan pemakalah tulis. Tema di
atas memang begitu menarik untuk dibahas dan juga sangat komplek tetapi demi
pemahaman atas tema bahasan, alangkah arifnya jika pemakalah diperkenankan
menawarkan rumusan masalah yang mendasar yaitu :
1.
Sejarah Masuknya Islam di Nusa Tenggara
2.
Pendidikan Islam di Nusa Tenggara
3.
System Pendidikan Islam
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Masuknya Islam di Nusa Tenggara
Islam masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan
penaklukan daerah Bore (1606), Bima (1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M)
oleh Kerajaan Goa. Dengan ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar
ke daerah taklukannya sampai ke Nusa Tenggara[2].
Sekarang keadaan agama Islam di Nusa
Tenggara sebagai berikut : Di Lombok, Bima, Sumbawa boleh dikatakan kebanyakan
penduduknya beragama Islam.
Fachry Ali dan Bachtiar Effendy
menguraikan, setidaknya terdapat tiga faktor utama yang ikut mempercepat proses
penyebaran Islam di Indonesia termasuk Nusa Tenggara[3],
yaitu:
1.
Karena ajaran Islam melaksanakan prinsip ketauhidan dalam system
ketuhanannya, suatu prinsip yang secara tegas menekankan ajaran untuk
mempercayai Tuhan Yang Maha Tunggal. Sebagai konsekuensinya, Islam juga
mengajarkan prinsip keadilan dan persamaan dalam tata hubungan kemasyarakatan.
2.
Karena daya lentur (fleksibilitas) ajaran Islam, dalam pengertian
bahwa ia merupakan kodifikasi nilai-nilai yang universal.
3.
Islam oleh masyarakat Indonesia dianggap sebagai suatu institusi
yang amat dominan untuk menghadapi dan melawan ekspansi pengaruh barat .
Sedangkan Prof. H. Mahmud Yunus lebih memerinci tentang
factor-faktor mengapa agama Islam dapat tersebar dengan cepat di seluruh
Indonesia pada masa permulaan, yaitu :
1.
Agama Islam tidak sempit dan
tidak berat melakukan aturan-aturannya, bahkan mudah diturut oleh segala
golongan ummat manusia, bahkan untuk masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua
kalimah syahadat saja.
2.
Sedikit tugas dan kewajiban Islam.
3.
Penyiaran Islam itu dilakukan dengan cara berangsur-angsur sedikit
demi sedikit.
4.
Penyiaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang
sebaik-baiknya.
5.
Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami
umum, dapat dimengerti oleh golongan bawah dan golongan atas, yang sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang maksudnya : Berbicaralah kamu dengan
manusia menurut kadar akal mereka.
B.
Pendidikan Agama Islam di Nusa Tenggara
Madrasah
Nahdltul Wathan Diniyah islamiyyah didirikan pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356
H oleh H. Muhammad Zainuddin, seorang ulama besar di Pancor, Lombok Timur.[4]
Pada tahun
1943 M didirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah oleh K.H. Muhammad
Zainuddin di samping Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Madrasah ini ditujukan
bagi murid-murid putri. Madrasah-madrasah tersebut mempunyai beberapa bagian,
diantaranya :
1. Tahdliryah
2. Ibtidaiyah
3. Mu’alimin / mukallimat
4. Bagian SMI
5. Bagian PGA
Pelajaran bagian Tahdliriah dan Ibtidaiyah dititik
beratkan dalam mata pelajaran agama Islam. Pelajaran pada Mu’allimin/Mu’allimat
70% agam dan 30% pengetahuan umum. Sedangkan pada S.M.I. sebaliknya, yaitu :
30% agama dan 70% pengetahuan umum. Pelajaran pada P.G.A adalah menurut rencana
pengajaran P.G.A. Negeri.
Pada akhir
1372 H., tepatnya tanggal 15 Jumadil Akhir (1 Maret 1953 M) Madrasah Nahdlatul
Wathan Diniyah Islammiyah dan Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah dengan seluruh cabang-cabangnya
dijelmakan menjadi satu organisasi dengan nama Nahdlatul Mathan (NW),
yaitu organisasi pendidikan dan sosial yang berpuat di Pancor (Lombok Timur)
dan mendapat sambutan yang baik dari umat Islam, sehingga tidak berapa lama
cabang-cabang dan ranting-rantingnya tersebar di seluruh pelosok pulau lombok.
Selain
daripada madrasah-madrasah Nahdlatul Wathan, ada madrasah-madrasah lain yang
berdiri sendiri di Nusa Tenggara, diantaranya yaitu[5] :
1.
Madrasah Al-Ittihad di Ampenan (Lombok Barat).
2. Madrasah Al-Islam di Kediri (Lombok tengah).
3. Madrasah Al-Banat di Masbagik (Lombok Timur).
4. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Tanjung Teros (Lombok Timur).
5. Madrasah Darul Ulum di Bima (Sumbawa).
6.
Dan lain-lain.
C. Sistem Pendidikan Islam
1. Sistem pendidikan Langgar/Musolla
Pada perkembangan awal, pendidikan Islam dilaksanakan
secara informal. Pendidika agama Islam di langgar/musolla bersifat elementer,
dimulai dengan mempelajari abjad huruf Arab (Hijaiyah) atau
kadang-kadang langsung mengikuti guru
dengan menirukan apa yang telah dibaca dari kitab suci al-Qur’an. Pelajaran
memakan waktu beberapa bulan, tetapi umumnya sekitar satu tahun[6].
Adapun tujuan pendidikan di langgar/musolla adalah agar
anak didik dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan tidak dirasakan keperluan
untuk memahami isinya. Mengenai metode penyampaian materi pada pendidikan
langgar/musolla memakai dua sistem, yaitu sistem sorogan, dimana dengan sistem
ini anak secara perorangan belajar dengan guru. Dan sistem halaqah yakni
seorang guru dalam pengajarannya duduk dengan dikelilingi murid-muridnya.
2. Sistem Pendidikan Pesantren
Sejarah pesantren, jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang
pernah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan
dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indigenous. Pendidikan ini semula merupakan pendidikan agama Islam
yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-13.
Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan
munculnya tempat-tempat pengajian (nggon ngaji). Bentuk ini kemudian
berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar (santri),
yang kemudian disebut pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana,
pada waktu itu pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan
yang terstruktur, sehingga pendidikan ini dianggap sangat bergengsi. Di lembaga
inilah kaum muslimin Indonesia mendalami doktrin dasar Islam, khususnya
menyangkut praktek kehidupan keagamaan.[7]
Pendidikan
pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu
kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat
bagi masyarakat dan berkhidmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawila
atau abdi masyarakat tetapi rasul, yaitu
menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri,
bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan
kejayaan umat di tengah-tengah masyarakat (‘Izz
al-Islam wa al-Muslimin) dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan
kepribadian manusia.
Pesantren
merupakan pranata pendidikan tradisional yang dipimpin kalau di
Jawa disebut Kiai, di sunda disebut Ajengan, di Aceh disebut Tengku, di
Sumatera Utara/ Tapanuli disebut Syaikh, di Minangkabau disebut Buya, di Nusa
Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah disebut
Tuan Guru. Mereka semua juga bisa disebut ulama sebagai sebutan yang lebih umum
(menasional), meskipun pemahaman ulama mengalami pergeseran.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejarah pendidikan Islam di Nusa Tenggara tidak terlepas bagaimana
Islam menyebar di Nusa Tenggara, bahwa Islam dating mula-mula Sulawesi Selatan
kemudian kerajaan Goa menyempurnakan penyebarannya hingga sampai ke Nusa
Tenggara.
Sejarah pendidikan Islam di
Nusa Tenggara secara resmi mencatat bahwa ada lembaga pendidikan yang didirikan
oleh H. Muhammad Zainuddin yang bernama Madrasah Nahdlatul Wathan Diniah pada
tahun 1936 M. disamping itu ada lagi madrasah yang berdiri sendiri di Nusa
Tenggara.
System pendidikan Islam di Nusantara mencakup Nusa Tenggara ada dua
macam, yaitu : system pendidika langgar/musolla serta system pendidikan
pesantren.
B.
Saran
Demikian makalah yang berisi tentang pembahasan mengenai sejarah
dan perkembangan PAI di Nusa Tenggara pemakalah sampaikan. Agar dapat memberi
pemahaman yang lebih tentang sejarah PAI di Nusa Tenggara kita harus banyak
mengorek informasi dari banyak buku serta internet. Dengan kita mempelajarinya
kita akan mengetahui informasi dan pemahaman yang lebih tentang sejarah dan
perkembangan PAI di Nusa Tenggara baik dari munculnya agama Islam hingga
sekarang. Formal, informal serta non formal.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, H. Mahmud, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1995. Cet
IV.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan
Islam di Indonesia Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya,
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. Cet I.
Djuwaeli, H. M. Irsyad, Pembaruan
Kembali Pendidikan Islam, Ciputat : Karsa Utama Mandiri, 1998. Cet I.
[1] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintasan
Pertumbuhan dan Perkembngannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. Cet
I. h 17.
[2] Prof. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1995. Cet IV. H 323.
[3] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintasan
Pertumbuhan dan Perkembngannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. Cet
I. h 20.
[4] Prof. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1995. Cet IV. H 341.
[5] Prof. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta : Mutiara Sumber Widya, 1995. Cet IV. H 343.
[6] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintasan
Pertumbuhan dan Perkembngannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. Cet
I.21.
[7] H.M. Irsyad Djuwaini, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Ciputat
: Karsa Utama Mandiri, 1998. Cet I. h 50.