WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Multimedia Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan rahmatnya, sehingga penulis menyelesaikan makalah yang berjudul”Multimedia Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar”. Serta shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pribadi pada mata kuliah Teknologi Media Pendidikan.
Selanjutnya tak lupa Penulis juga mengucapkan Terimakasih kepada Basrin Malau.M.A , selaku dosen mata kuliah Teknologi Media Pendidikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan dapat menambah wawasan kami sebagai mahasiswa dalam mendalami materi pelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan merupakan suatu kebanggaan bagi kami apabila para pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kelacaran pengembangan pengetahuan pada mata kuliah Teknologi Media Pendidikan.
Semogga Allah SWT melimpahkan Berkat dan karunianya kepada kita semua AMIN.

Wassalammualikum wr wb.




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Multimedia dan Multimedia Dalam Pembelajaran ......... 5
B. Aplikasi Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran di SD .......... 7
C. Pengaruh dan Tingkat Keefektivitasan Penggunaan Multimedia di SD 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang-jenjang pendidikan harus dapat fleksibel mengikuti perkembangan kemajuan yang ada. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang, menyebutkan salah satu prinsipnya yaitu tanggap terhadap ilmu pengetahuan, dan teknologi. Itu artinya bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum serta pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran, khususnya di Sekolah Dasar. Mengapa harus Sekolah Dasar? Karena anak-anak di sekolah dasar merupakan generasi penerus bangsa. Apabila pembelajarannya tidak bermakna maka anak-anak tidak akan dapat menyerap makna dari pembelajaran. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna, efektif serta berlandaskan PAKEM, maka diadakannya pembelajaran dengan menggunakan multimedia.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa masalah yang akan dikaji penulis dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa pengertian multimedia dan multimedia dalam pembelajaran?
2. Bagaimana aplikasi multimedia pada pembelajaran di sekolah dasar?
3. Bagaimana pengaruh dan keefektivitasan multimedia pada pembelajaran di sekolah dasar?


C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas pribadi dari mata kuliah Teknologi Media Pendidikan,
2. Untuk mendeskripsikan pengaplikasian multimedia di Sekolah Dasar,
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh serta keefektivitasan penggunaan multimedia dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah
1. Bagi penulis, terpenuhinya tugas dari mata kuliah Teknologi Media Pendidikan,
2. Bagi penulis dan pembaca, dapat mengetahui keefektivitasan penggunaan multimedia dalam pembelajaran di Sekolah Dasar,
3. Bagi guru dan calon guru, dapat mengetahui pengaplikasian multimedia dalam pembelajaran di Sekolah Dasar,
Secara edukatif, penulisan makalah ini dapat menjadi acuan untuk inovasi pembelajaran di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Multimedia dan Multimedia Dalam Pembelajaran
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan. Kemudian istilah multimedia. Multimedia merupakan teknologi yang menggabungkan gambar, gerak, teks . Dari wikipedia menyebutkan bahwa:
“Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu ([tool]) dan koneksi ([link]) sehingga pengguna dapat ber-([navigasi]), berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi”.
Kemudian pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan. Sumber belajar disini adalah guru, pendidik, buku, media elektronik dan sebagainya.
Apabila dikaitkan antara multimedia dan pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih multimedia karena kita harus ingat bahwa masa kanak-kanak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian multimedia merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori , yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Mengutip dari Ariasdi Multimedia, Panduan Pengembangan Multimedia mengatakan bahwa Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran, yaitu:
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll.
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet mars, berkembangnya bunga dll.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
3. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.
3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.
4. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.

B. Aplikasi Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar
Seperti yang telah dijelaskan di atas, media sangat banyak manfaat serta fungsinya apalagi media yang berbasis multimedia. Kita harus ingat bahwa manusia khusunya siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang disampaikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat di benak mereka. Untuk itu, dihadirkanlah multimedia di sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik dan tetap menganut system PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif efektif dan Menyenangkan ).
Supaya pembelajaran dapat bermakna, bukan hanya media yang menjadi faktor pendukungnya. Tetapi peranan guru atau pendidik sebagai motivator dan fasilitatorpun menjadi faktor yang sangat penting, karena pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk dapat menumbuhkembangkan kreatifitas siswa sehingga akan terasa kebermaknaannya suatu pembelajaran. Serta guru harus menguasai betul menggunakan multimedia yang sesuai.
Multimedia yang dikenal di masyarakat sekarang ini adalah sama dengan istilah penggunaan komputer. Padahal computer bukan satu-satunya bentuk multimedia, telepon genggam/handphone dan televisi juga termasuk multimedia. Multimedia berkembang sangat variatif, seiring dengan perkembangan media-media elektronik, seperti media konvensional berupa kaset rekaman pengajaran dan program TV pendidikan, multimedia berbasis komputer terdiri dari CD, CD MP3, VDC dan DVD, serta multimedia berbasis internet seperti e-news, e-Journal, e-Book, e-Consultant, Chatting, Newsgroup dan lain-lain. (Oetoma dan Priyogutomo,2004).
Menurut Ariasdi Multimedia, Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut:
1. Tutorial
Format sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2. Drill dan Practise
Format ini dimaksudkan untuk melatih pegguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan, soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda.
Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar, lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapkan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
3. Simulasi
Multimedia pembelajaran dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang, di mana pengguna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain-lain. Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat yang akan jatuh atau menabrak, peusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
4. Percobaan atau Eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
5. Permainan
Tentu saja bentuk permaianan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktifitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang belajar.


C. Pengaruh dan Tingkat Keefektivitasan Penggunaan Multimedia di Sekolah Dasar
Dikutip dari Artikel Tentang Peranan Multimedia Dalam Pembelajaran oleh Joko Sutrisno yang direview dari laporan hasil suatu penelitian yang dilakukan oleh Beacham dkk, (Beacham, N. A., Elliott, A. C., Alty, J. L., Al-Sharrah, A., dalam Media Combinations and Learning Styles: A Dual Coding Approach, Association for the Advancement of Computing in Education (AACE), 2002), yang tujuannya untuk mengetahui apakah perpaduan beberapa jenis media akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang berbasis komputer.
Perpaduan beberapa jenis media yang dilakukan telah mempertimbangakan dual coding theory, yang menyatakan bahwa informasi diproses melalui dua channel yang independent, yaitu channel verbal dan visual. Hasil penelitian mengindikasikan adanya peningkatan pemahaman siswa ketika materi pembelajaran disajikan menggunakan suara dan diagram. Pemahaman berkurang ketika materi pembelajaran disajikan melalui teks dan diagram. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa suara dan diagram dapat meningkatkan pemahaman siswa terlepas dari learning style yang lebih disukai siswa, dan siswa yang gaya belajarnya intuitive cenderung memiliki tingkat pemahaman lebih baik.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan eksperimen kepada siswa sebanyak 44 orang (umur 20 – 24 tahun) dibagi ke dalam 3 kelompok secara acak, masing-masing beranggotakan 13, 14, dan 17 siswa. Kepada tiap kelompok diberikan bahan ajar berbasis komputer yang memiliki perpaduan media yang berbeda.
Kelompok 1 : bahan ajar yang memadukan teks dan diagram
Kelompok 2 : bahan ajar yang hanya berupa teks
Kelompok 3 : bahan ajar yang memadukan suara dan diagram
Bahan ajar dibuat dengan program Macromedia Flash 5 untuk materi pemanfaatan statistik dalam menguji eksperimen (Null Hypothesis and Significance). Materi ini dipilih karena diyakini banyak siswa yang belum memiliki pengetahuan awal sebelumnya tentang materi ini, dan kalau pun siswa telah memiliki pengetahuan awal, mereka tetap menganggap materi ini sulit dipahami. Durasi tiap bahan ajar sama, yaitu 12 menit. Bahan ajar dipresentasikan melalui laptop ke proyektor.
Sebelum bahan ajar disampaikan, para siswa ditest lebih dulu mengenai pengenalan atau pengetahuan awal mereka tentang bahan ajar yang akan dipelajari, yaitu tentang null hyphothesis dan significance. Setelah bahan ajar diberikan dalam durasi waktu yang sama, kepada para siswa dalam tiap kelompok diberikan post-test yang berisi 10 pertanyaan menyangkut materi bahan ajar yang telah disampaikan. Dalam tiap nomor pertanyaan, ditanyakan juga apakah mereka telah mengetahui jawabannya sebelum mengikuti presentasi bahan ajar, apakah presentasi bahan ajar membantu mereka menemukan atau me-recall jawabannya, ataukah mereka belum tahu jawabannya sebelum mengikuti presentasi.

Hasil Eksperimen
Hasil eksperimen tampak bahwa pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang “null hyphothesis dan significance” yang memilki nilai-nilai tinggi adalah:
Pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang “null hypothesis” dalam
Kelompok 1 (teks dan diagram) sebesar 53.8%,
Kelompok 2 (teks saja) sebesar 14.3%,
Kelompok 3 (suara dan diagram) sebesar 29.4%.
Sementara pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentang “significance” ; dalam
Kelompok 1 (teks dan diagram) sebesar 61.5%,
Kelompok 2 (teks saja) sebesar 35.7%, dan
Kelompok 3 (suara dan diagram) sebesar 35.3%.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa tidak memiliki pengetahuan awal tentang materi bahan ajar.
Dilihat berdasarkan rata-rata hasil post-test, tampak bahwa Kelompok 3 (suara dan diagram) cenderung memiliki nilai tertinggi, diikuti oleh Kelompok 2 (teks aja). Siswa-siswa dalam Kelompok 1 (teks dan diagram) cenderung memiliki nilai yang rendah. Hal yang menarik adalah bahwa sebenarnya Kelompok 1 ini memiliki pengetahuan awal tentang materi bahan ajar yang lebih tinggi dibandingkan dua kelompok lain, tetapi mereka ternyata memiliki hasil post-test yang paling rendah.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara nilai pembelajaran sensorik, nilai pembelajar intuitif, dan nilai pembelajaran “seimbang” (seimbang antara sensorik dan intuitif, atau gabungan). Namun demikian, ada kecenderungan bahwa nilai pembelajaran sensorik lebih tinggi dibandingkan nilai pembelajar intuitif. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok pembelajaran “seimbang”. Pada pasangan sensorik-intuitif misalnya, terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada pembelajaran intuitif untuk masing-masing perpaduan media, tetapi tidak untuk pembelajaran sensorik. Yang menarik, pembelajaran intuitif mendapat nilai tertinggi ketika ditunjukkan pada perpaduan media suara dan diagram, tetapi mendapat nilai terendah ketika ditunjukkan pada perpaduan media teks dan diagram.
Aplikasi ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain, misalnya dalam pembelajaran sains guru menampilkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang sedang disajikan.
Pada observasi yang dilakukan di SD Al-Muttaqin Tasikmalaya telah terbukti bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia membuat anak semangat belajar dan dapat meningkatkan iptek peserta didik, ditandai dengan usia mereka yang berumur kelas 6 sekolah dasar, mereka dapat membuat karaya tulis sederhana setelah mereka melakukan karyawisata ke Yogyakarta. Dalam pembelajaran di SD tersebut, selain pendidik melakukan ceramah, pendidik juga mengajak peserta didik ke sebuah ruangan yang disebut sebagai ruangan multimedia. Di ruangan tersebut terdapat projector dimana murid-murid dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan enjoy tapi memang dapat tersampaikan dengan tepat, tentunya film yang tersedia sesuai dengan materi pembelajaran yang pada saat itu disampaikan. Selain itu, dari mulai kelas satu sampai kelas enam, peserta didik diberikan pembelajaran TIK, untuk kelas satu materinya tentang menggambar sederhana di komputer yaitu menggunakan Corel Draw dan paint. Untuk kelas rendah memang dimaksudkan hanya untuk pengenalan computer dan untuk kelas tinggi memasuki dunia internet. Dengan pembelajaran yang selalu enjoy, siswa-siswi di SD ini mendapatkan prestasi yang sangat baik baik di tingkat kota, kabupaten dan provinsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu ([tool]) dan koneksi ([link]) sehingga pengguna dapat ber-([navigasi]), berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Mulitemedia pembelajaran adalah penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran.
Multimedia yang dikenal di masyarakat sekarang ini adalah sama dengan istilah penggunaan komputer. Padahal computer bukan satu-satunya bentuk multimedia, telepon genggam/handphone dan televisi juga termasuk multimedia. Menurut Ariasdi Multimedia, format sajian multimedia dapat dikelompokkan kepada 5 bagian yaitu, tutorial, driil dan practice, simulasi, percobaan dan eksperimen, permainan.
Multimedia sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dengan multimedia anak menjadi enjoy, pembelajaran tidak menjenuhkan dan lebih efektif dan efisien. Hal itu dibuktikan dengan prestasi anak pada observasi dan penelitian yang telah dilakukan seperti yang telah dijelaskan di atas. Dengan pola pikir anak yang masih berpikir konkrit, maka pembelajaran dengan multimedia ini sangat cocok untuk anak sekolah dasar.

B. Saran
Berdasarkan makalah yang dipaparkan di atas, saya sebagai penyusun makalah ini ingin menyarankan kepada pembaca agar khususnya pengajar agar lebih mengenal kembali multimedia sebagai media pembelajaran yang baik, disamping juga pengetahuan yang mendasar tentang multimedia dalam arti bias menempatkan multimedia sebagai media pembelajaran yang baik dan efektif karena multimedia sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, dan dapat pula menentukan seberapa besar anak didik berhasil dalam pembelajaran tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada, 2010.
Hernawan, Asep Herry,dkk. Media Pembelajaran. Bandung: UPI Press, 2005. Cet I
Multimedia, Ariasdi. Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran (disadur dari Buku Panduan Depdiknas). 2009. Tersedia:http://endang muhtadin’s blog.[akses 28 Juni 2011 ]
Sutrisno, Joko. Artikel Tentang Multimedia Dalam Pembelajaran. 2008. Tersedia:http://www.google.com[akses 28 Juni 2011]
Wikipedia. Multimedia. Tersedia:http://www.wikipedia.com[akses 28 Juni 2011]
Adri, Muhammad. Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pengembangan Media Pembelajaran. 2008 [pdf]. Tersedia:http://muhammadadri.wordpress.com. [akses 28 Juni 2011]