WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Selasa, 28 Juni 2011

pembelajaran anak berbakat

BAB I

A. Pendahuluan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan, antara lain bahwa “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. (pasal 5, ayat 4). Di samping itu, dikatakan juga bahwa “ setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya” (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti merupakan berita yang sangat menggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.
Namun yang perlu kita ketahui, bagaimana kita bisa mengetahui dan membedakan antara anak berbakat dan anak yang biasa saja, untuk itu perlu adanya kesadaran bersama bahwa anak yang berbakat perlu diberi perhatian khusus agar mereka dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki dengan maksimal. Untuk lebih jelasnya kami memaparkan dalam pembahasan di bawah ini mengenai apa yang perlu diketahui dengan anak berbakat, dan pelayanan yang sesuai terhadap mereka.
BAB II

A. Detekti dini terhadap anak berbakat
Keberhasilan seorang anak untuk mencapai prestasi yang menonjol ditentukan oleh kemampuan intelektualnya, tingkat pengetahuan yang dimilikinya, dan tingkat keterampilan yang dikuasainya untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya itu di dalam bidang pekerjaaan.
Banyak referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10-15% anak berbakat dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan kelebihan meraka bisa tampak dalam salah satu atau tanda-tanda berikut :
1. Kemampuan intelegensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes intelegensi yang sangat tinggi, misal IQ di atas 120.
2. Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidang bahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
3. Kreativitas yang tinggi dalam berfikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
4. Kemampuan memimpin yang menonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
5. Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau dalam bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.
Adapun tanda-tanda umum anak berbakat antara lain :
1. Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh, ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah bisa membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun.
2. Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perrkembangan, misalnya anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun.



B. Karakteristik anak berbakat
Untuk memaham isiswa berbakat, dapat diidentifikasi dari karakteristik yang sering muncul dalam bentuk perilaku sebagai berikut :
1. Karakteristik belajar
o Belajar lebih cepat dan lebih mudah
o Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks
o Mengetahui banyak hal dimana anak yang lain tidak mengetahuinya
o Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik
o Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal
o Terampil dalam memecahkan masalah
o Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak terduga
o Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal
2. Karakteristik Motivasi
o konsisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya
o Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan pengarahan
o Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya
3. Karaktersitik Kreativitas
o Sensitif terhadap estetika
o Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
o Spontan dalam mengekpresikan rasa humor
o Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem
4. Karakteristik Sosial-emosional:
o Memiliki rasa percaya diri yang kuat
o Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
o Cenderung perpfeksionis
o Mudah menyesuaikan diri pada situasi baru

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat
1. Faktor yang ada pada anak itu sendiri
Faktor yang ada pada anak itu sendiri yaitu perlunya mengenal anak. Mengenal dalam arti mengetahui semua ciri khusus yang ada pada anak secara obyektif. Dalam hal anak berbakat perlu diidentifikasi secara cermat karena tidak mustahil terjadi kekeliruan dalam menentukan seseorang anak tergolong anak berbakat, hanya karena usaha-usaha berlebihan dan pemaksaan dari orang tua dan keadaan sebenarnya adalah anak berbakat. Di pihak lain juga tidak mustahil terdapat seorang anak yang sebenarnya tergolong anak berbakat tetapi karena lingkungan tidak berfungsi merangsang dan mengembangkaan, anak terssebut tak memperlihatkan prestasi apa-apa dan tidak terlihat sebagai anak berbakat.
2. Faktor kurikulum yang meliputi :
a. Isi dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan keadaan anak dan dengan sendirinya telah dilakukan identifikasi mengenai keadaan khusus yang ada pada anak secara obyektif.
b. Perlu ditekankan bahwa kurikulum pada pendidikan khusus hendaknya tidak terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan pada anak yang lain. Perbedaan hanya terletak pada penekanan dan penambahan sesuatu bidang sesuai dengan kebutuhannya dan tetap terpadu dengan kurikulum dasar.
c. Kurikulum khusus diarahkan agar perangsangan –perangsangan yang diberikan mempunyai pengaruh untuk menambah atau memperkaya program dan tidak semata-mata untuk mempercepat berfungsinya sesuatu bakat luar biasa yang dimiliki.
d. Isi kurikulum harus mengarah pada perkembangan kemampuan anak yang berorientasi inovatif dan tidak reproduktif serta berorientasi untuk mencapai sessuatu dan tidak hanya sekedar memunculkan apa yang dimiliki tanpa dilatih menjadi kreatif. Kreatifitas yang diarahkan agar tertanam sikap hidup yang mau mengabdi, melayani dan mengamalkan pengetahuannya untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
3. Faktor yang lain
Hal lain yang penting ialah tersedianya faktor lingkungan yang berfungsi menunjang. Tujuan institusional dan intruksional serta isi kurikulum yang disusun secara khusus bagi anak berbakat membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

D. Pelayanan bagi anak berbakat
Ada beberapa kemungkinan pelayanan bagi anak berbakat melalui pendidikan, mengingat anak berbakat memiliki kemampuan dan minat yang berbeda dari anak-anak sebayanya di antaranya :
1. Model A
Kelas biasa (penuh) ditambah kelas khusus (mini). Cara ini bisa dilakukan disetiap sekolah karena anak berbakat mengikuti secara penuh seluruh acara di sekolah dan setelah itu memperoleh pelajaran tambahan dalam kelas khusus. Waktu belajarnya bertambah dan mata pelajaran dasar atau yang berhubungan dengan kemampuan khusus ditambah .
Kerugian pada anak ialah :
a. Berkurangnya waktu untuk melakukan kegiatan lain yang diperlukan untuk memperkembangkan aspek kepribadiannya, misalnya pergaulan, olahraga dll.
b. Pada waktu anak mengikuti kelas biasa, ia merasa bosan dan pada anak-anak yang masih kecil, kemungkinan mengganggu temannya bertambah.
c. Di kelas biasa anak tidak terlatih bersaing dan bekerja keras untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
2. Model B
Pada model ini anak mengikuti kelas biasa tetapi tidak seluruhnya (bisa 75%, 60%, 50%) dan ditambah kelas khusus. Jumlah jam pelajaran tetap dan ini menguntungkan anak sehingga ia masih mempunyai waktu untuk melakukan kegiatan-kkegiatan lain yang memang diperlukan untuk pengembangan aspek-aspek kepribadiannya .
Kerugian pada anak sendiri ialah seperti model A yakni berada di kelas bisa tumbuh perasaan bosan dan mungkin menganggap semua mata pelajaran adalah mudah akibat mudah tumbuhnya perasaan sombing dan terlalu percaya diri.
3. Model C
Pada model ini semua anak berbakat dimasukkandalam kelas khusus secara penuh. Kurikulum dibuat secara khusus demikian guru-gurunya. Keuntungan pada model ini ialah mudah mengatur pelaksanaannya dan pada murid sendiri merasa ada persaingan dengan teman-teman yang seimbang kemampuannya dan jumlah pelajaran serta kecepatan dalam menyelesaikan sesuatu mata pelajaran bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anak.
Kerugian yang menyolok ialah terpisahnya dari kelompok anak-anak yang normal yang sebaya, sehingga proses sosialisasi di sekolah menjadi berkurang. Perlakuan istimewa oleh pihak sekolah dan guru-guru mudah menimbulkan perasaan harga diri yang berlebihan karena dalam kenyataannya ia berada dalam kelas ekslusif.
4. Model D
Ialah sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat. Dalam hal ini, anak-anak yang memiliki bakat/ kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas biasa bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan dan sekolah khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajaraanya pun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka .
5. Model E
Menyelenggarakan kelas biasa dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya jumlah anak perkelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam dari anak yang lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangannya dan ritme belajarnya.
6. Model F
Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi ini dapat dilakukan dengan cara “lompat kelas”, artinya anak dari Taman Kanak-kanak misalnya, tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnyalangsung ke kelas II Sekolah Dasar atau bahkan kelas III Sekolah Dasar. Jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Program akselerasi dapat dilakukan untuk :
a. Seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi kelas. Dalam program akselerasi ini berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berurutan, tetatpi dapat melompati kelas tertentu.
b. Akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja.
7. Model G
Home-schooling (pendidikan nonformal diluar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/ di luar sekolah, yang sering disebut home schooling. Dalam home schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat pprogram khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan.
BAB III
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat ialah anak yang mempunyai kelebihan dalam beberapa bidang baik dalam intelegensi, kreatifitas, bakat-bakat istimewa dalam bidang tertentu. Ada beberapa kemungkinan yang perlu diketahui terhadap anak berbakat salah satunya anak berbakat bisa dikatakan melampaui masanya/umurnya.
Ada beberapa karakter yang sangat mudah untuk kita ketahui terhadap anak berbakat, diantaranya anak berbakat dalam belajarnya mudah memahami, ada kebiasaan-kebiasaan unik misalnya bisa membaca pada awal-awal perkembangannya, dan tentunya lagi anak berbakat lebih suka bergaul dengan anak di atas usianya/ anak yag lebih tua.
Ada beberapa model yang dapat dijadikan referensi yang dapat kita ambil salah satunya mengkhususkan anak-anak berbakat dalam satu kelas/sekolah. Hal ini untuk memberi rasa nyaman dalam belajar dan mengembangkan kemampuannya, sesuai dengan amanat Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional “ negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.
B. Penutup

Ada banyak kemungkinan dalam memahami pembelajaran anak berbakat melihat dari berbagai sisi, khususnya bagaimana agar anak berbakat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya. Untuk itu kami berharap ada saran dan kritik bagi kami, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Theo dan Martin Handoko, Pendidikan Usia Dini, (Jakarta : Grasindo, 2004)
Gunarsa, Singgih, Berbagai Alternatif Pelayana Pendidikan untuk Anak Berbakat Luar Biasa, dalam Bunga rampai Anak-anak Berbakat, (Jakarta : Grafindo, 1993) cet III.
Aminin, Zainal, http://z-alimin.blogspot.com/2008/05/pembelajaran-anak-berbakat.html . akses tanggal 20/06/2011.