KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
makalah yang ada ditangan pembaca sekarang adalah hasil bacaan penulis tentang
Modernisasi Peradaban Islam di Turki dari beberapa literatur. Penulis sadar
bahwa bicara tentang Sejarah haruslah berhati-hati, satu literatur dimungkinkan
berbeda dengan literatur yang lain karena sudut pandang yang berbeda dari
penulisnya. Di sini, penulis mencoba memaparkan salah satu tokoh yakni Mustafa
Kemal Attaturk yang melakukan eksperimen sejarah dengan gerakan pembaharuan di
Turki, Negara Turki yang waktu itu menggunakan sistem kekhalifahan, oleh
Mustafa Kemal dirubah menjadi Republik Turki.
Pada
akhirnya, makalah ini diharapkan bisa memberi banyak manfaat, terutama dalam
memperkaya dan mengembangkan wawasan dalam Studi Sejarah Peradaban Islam.
Kepada orang terdekat penulis yang telah membantu menemukan beberapa literatur
yang dipakai penulis dalam pembuatan makalah ini serta yang telah memberikan
fasilitas khusus untuk kelancaran pembuatan makalah ini, penulis ucapkan banyak
terima kasih. Masukan-masukan yang membangun sangat diharapkan penulis agar
dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya akan lebih baik.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Turki
adalah negara dimana kekhalifahan terbesar Islam pernah ada disana, yakni Turki
Ustmani. Oleh karena itu, keterikatan bangsa Turki terhadap Islam sangat kuat.
Islam sudah menyatu dalam kehidupan nasional rakyat Turki. Namun, kejayaan
Turki Ustmani ada masanya, dan setelah runtuhnya kejayaan Turki Ustmani,
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia
Islam, muncullah gerakan-gerakan pembaharuan di Turki. Pembaharuan-pembaharuan
tersebut bertujuan membawa umat Islam Turki kepada kemajuan. Kontak dengan
dunia barat melalui perkembangan IPTEK menginspirasi seorang Mustafa Kemal
untuk melakukan pembaharuan secara besar-besaran di Turki dengan
memproklamirkan Republik Turki pada tanggal 29 Oktober 1923. Dengan demikian
seorang Mustafa Kemal telah merubah sistem kekhalifahan yang telah ada ratusan
tahun.
B. RUMUSAN MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapakah
Mustafa Kemal Attaturk?
2. Bagaimanakah
Prinsip Sekulerisme yang dilakukan Mustafa Kemal Attaturk di Turki?
3. Bagaimanakah Gerakan (revivalisme) Pembaharuan
pasca Mustafa Kemal Attaturk di Turki?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui sosok Mustafa Kemal Attaturk .
2. Untuk
mengetahui prinsip sekulerisme yang dilakukan Mustafa Kemal Attaturk di Turki.
3. Untuk
mengetahui gerakan (revivalisme) pembaharuan pasca Mustafa Kemal Attaturk di
Turki.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BIOGRAFI MUSTAFA KEMAL ATTATURK
Turki
memang nyaris tidak pernah dipisahkan dengan nama Mustafa Kemal Attaturk.
Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal
dengan nama Mustafa Kemal Pasya[1]. Dan
dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki)[2].
Beliau juga mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan.
Julukan ini diberikan ketika beliau dengan gemilang membawa Turki kepada
kemenangan dalam perang kemerdekaan melawan Yunani, Mustafa Kemal dielu-elukan
dan dipanggil dengan gelar kehormatan Ghazi.
Ayahnya
bernama Ali Riza Efendi, seorang pegawai rendahan di salah satu kantor
pemerintahan di kota itu[3].
Beliau sempat mencoba lari dari kemalangan hidupnya dengan cara menegak racun.
Sedangkan Ibunya bernama Zubayde, seorang wanita sholihah[4].
Ali Riza meninggal saat Mustafa Kemal berusia tujuh tahun sehingga ia kemudian
diasuh oleh ibunya.
Sejak
kecil, Mustafa Kemal memiliki bakat untuk selalu memberontak terhadap segala
keadaan yang tidak berkenan di hatinya. Ia secara brutal menentang peraturan
apapun. Bahkan, tanpa malu-malu ia sering memaki-maki gurunya saat bersekolah.
Sehingga suatu hari pernah ditampar salah satu gurunya karena sang guru sudah
kehilangan kesabaran menghadapi perilaku Mustafa Kemal. Dan akibatnya, Mustafa
Kemal kecil lari dan tidak mau masuk sekolah lagi. Mustafa kecil juga terkenal
arogan dalam bergaul. Ia tidak mau sembarangan dalam memilih kawan. Akhirnya,
ibunya mengirim dia ke sekolah militer, sehingga riwayat pendidikan Mustafa
Kemal dimulai tahun 1893 ketika ia memasuki sekolah Rushdiye (Sekolah Menengah
Militer Turki). Tahun 1895 ia masuk ke akademi militer di Kota Monastir dan
pada tanggal 13 maret 1899 ia masuk ke sekolah ilmu militer di Istambul. Tahun
1902 ia ditunjuk sebagai salah satu staf pengajar dan pada bulan Januari 1905
ia lulus dengan pangkat Kapten. Perjuangan Mustafa Kemal mewujudkan pembaharuan
untuk kemajuan Turki penuh liku, dan mencapai klimaksnya ketika ia menjadi
Presiden Republik Turki. Bangsa Eropa mengakui Republik Turki yang ditandai
oleh Perjanjian Lausanne pada tahun 1923. Mustafa Kemal meninggal dunia tahun
1938.
B.
SEKULERISME MUSTAFA KEMAL ATTATURK DI TURKI
Dalam
“sejarah dan kebudayaan Islam imperium Turki Usmani”, sekuler diartikan sebagai
berikut, bahwa tidak ada campur tangan agama atau mazhab agama seseorang dalam
bentuk apapun atau agama (Mazhab agama) seseorang itu tidak boleh menjadi
perintang untuk memperoleh hak kemanusiaannya[5].
Sedangkan
sekularisasi menurut Muhammad Arkoun adalah sikap spirit dan merupakan
kompetisi untuk menguasai kebenaran atau mencapai kebenaran. Menurut beliau
adalah sikap terhadap pengetahuan yaitu sikap yang berupaya menjadi terbuka dan
bebas sampai sejauh mungkin, atau sampai batas yang memungkinkannya tidak hanya
syarat-syarat politis dan social, tetapi juga kemajuan metodelogi, pengetahuan
dan teknik yang mendominasi dalam suatu masa dan tempat[6].
Akan
tetapi menurut Ahmad Syalaby pengertian sekuler yang lebih populer berbeda
dengan pengertian sekuler diatas, karena pengertian sekuler yang lebih populer
itu hampir sama dengan pengertian atheis. Pengertian sekuler yang populerlah
yang digalakkan di Turki pada masa Mustafa Kemal. Berikut ini akan kami
kemukakan beberapa peristiwa perubahan pada beberapa bidang dan kemasyarakatan
yang ditempuh oleh Mustafa Kemal Ataturk (Bapak Turki) dalam sejarah Turki
sesuai dengan program kelompok persekutuan dan kemajuan (Al-Ijtihad wa at
Faraqqi) yang telah mewarnai lembaran baru sejarah Turki. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain :
1. Menghapus
jabatan khalifah dan jabatanMneteri Syari’at dan Waqaf.
2. Menghapus
seluruh institusi keagamaan yang ada dalam pemerintahan
3. Menghapus
artikel dalam UUD yang berbunyi bahwa “agama Islam adalah agama Negara”.
4. Menghapus
Syariat Islam dan sebagai gantinya Syariat Aiqat (Hukum Adat) diberlakukan akan
tetapi Syariat Aiqat juga kemudian diganti lagi dengan hukum positif model Swiss
dan hukum pidana ala Itali.
5. Hari
libur resmi mingguan dirubah dari hari Jum’at menjadi hari minggu, di samping
mengganti kalender Hijaiyyah dengan kalender Miladi.
6. Dalam
Hukum waris, beliau menyamakan bagian bagian laki-laki dan perempuan dan yang
menjadi ahli waris adalah hanya keluarga mayat saja (anak istri) lain tidak.
7. Jumlah
Masjid dibatasi dan tidak dibenarkan luas halaman masjid lebih dari lima ratus
meter. Kemudian para khatibnya pun yang diangkat oleh pemerintahan dikurangi
hingga diseluruh wilayah Turki hanya tinggal tiga ratus saja. Yang sangat
melukai perasaan umat Islam adalah tindakan menutup dua masjid raya yang ada di
Istambul, yang pertama Mustafa Kemal hendak merubah masjid Abyah Sophia yang
hendak dijadikan museum dan kedua menutup masjid raya Al faith yang hendak
dijadikan gudang.
8. Mustafa
Kemal melarang poligami, sesuai dengan hokum model scoiss walaupun dalam
prakteknya ada sedikit perubahan yaitu bagi mereka yang dianggap kaya dan mampu
masih tetap diperbolehkan.
9. Tidak
memperkenankan masyarakat umum memakai jilbab dan cadar kecuali para agamawan
dan sebagai gantinya masyarakat memakai baju dan topi ala Barat. Kemudian
pemerintah mengeluarkan Undang-Undang yang mewajibkan warga negara Turki
memakai marga dibelakang namanya yang tidak dikenal dikalangan masyarakat Turki
sebelumnya. Kemudian pemerintah melarang mengadakan kegiatan spiritual yang
bisa dilakukan pengikut tarekat dan menutup tempat-tempat tersebut. Pemerintah
dengan kejam menindak siapa saja yang coba-coba mengkritik kebijaksanaannya,
dalam masalah-masalah agama. Para wanita Turki seperti prianya diperbolehkan
bekerja.
10. Mengganti
huruf Arab dengan huruf latin. Disetiap kota dan desa didirikan sekolah-sekolah
untuk mengajarkan huruf latin ( yang telah diresmikan, menjadi huruf nasional).
Percetakan-percetakan dilarang menerbitkan buku-buku yang berbahasa Turki yang
menggunakan huruf Arab.
Sekulerisasi
yang dijalankan oleh Mustafa Kemal tidak serta merta menghilangkan agama dari
rakyat Turki, namun hanya melakukan pembatasan kekuasaan golongan ulama dalam
soal negara dan politik[7].
Oleh karena itu, pembentukan partai yang berdasarkan agama dilarang, institusi-institusi
negara, sosial, ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan harus dibebaskan dari
kekuasaan syari’ah. Menurut Mustafa Kemal, sekulerisme bukan saja memisahkan
masalah bernegara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan
juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai suatu bangsa,
karena menurut beliau bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada
keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan
peradaban-peradaban lain bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsurnya. Dan sekulerisasilah yang
menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Sehingga, Mustafa Kemal berpendapat jika
rakyat Turki ingin mempunyai peradaban tinggi harus melakukan sekulerisasi.
C.
REVIVALISME PASCA MUSTAFA KEMAL ATTARTUK
Situasi
pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal, memang tidak berubah sepenuhnya
kearah yang amat modern sebagaimana yang dikehendakinya. Terutama dalam hal
sekularisasi yang diproyeksikannya. Dalam banyak hal semasa ia berkuasa, nampak
dipermukaan bahwa pembaharuan berjalan amat lancar, walaupun ada tantangan dari
golongan Islam Tradisional, namun tantangan itu tidak mempunyai arti yang
besar. Tetapi setelah mustafa kemal wafat, program sekularisasi yang memang
belum sepenuhnya kuat itu lambat laun kian menurun pamornya.[8]
Agama
Islam yang sudah melekat dihati orang-orang Turki sulit dipengaruhi oleh
ide-ide Barat. Bahkan mereka marah kalau dikatakan mereka bukan dari golongan Islam/
orang Islam.
Selanjutnya,
pada tahun 1940 semua aktifitas keislaman dihidupkan kembali oleh mereka.
Imam-imam Tentara pun sudah diaktifkan lagi di dalam Angkatan Bersenjata Turki.
Tahun 1949 pendidikan agama yang tadinya dihapus dihidupkan kembali , bahkan
dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah.[9]
Beberapa
hal lain yang tadinya sudah dianggap tabu bangkit kembali. Lembaga penerbitan
Islam juga sudah kembali menyiarkan ide-ide tentang Islam. Sejumlah tokoh yang
tadinya bergerak di belakang layar mencoba membangun kembali citra Islam yang
berbeda dari sebelumnya. Sebut saja dalam hal ini adalah pengikut Badi’uz Zaman
Said Nursi yang ada di wilayah ini.[10]
Itulah
sedikit gambaran keadaan masyarakat dan negara Turki yang dahulu pernah menjadi
simbol Kerajaan umat Islam, mengalami pergolakan yang sangat serius namun
kemudian kembali kepada Islam, dan sampai sekarang Islam mempunyai peran yang
penting dalam mewarnai masyarakat Turki.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Turki
telah melakukan eksperimen sejarah, dengan secara terang-terangan menyatakan
sebagai negara sekuler serta mengambil barat sebagai model. Dan tokohnya adalah
Mustafa Kemal Attaturk;
2. Sekulerisme
Mustafa Kemal tidak menghilangkan agama Islam dari masyarakat Turki tetapi
menghilangkan kekuasaan agama dari bidang politik dan pemerintahan;
3. Konsep
sekulerisme Mustafa Kemal tidak bertahan lama ada di tengah-tengah masyarakat
Turki karena Islam telah mengakar kuat di hati masyarakat Turki;
B.
SARAN
1. Setelah
membaca makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca :
Membaca literatur lain tentang Modernisasi Peradaban Islam di Turki khususnya sejarah Turki di bawah Mustafa Kemal. Karena penulis hanya menyajikan sosok Mustafa Kemal sebagai tokoh pembaharuan Turki. Sedangkan banyak literatur yang membahas Mustafa Kemal dari sisi lain, contohnya sosok Mustafa Kemal yang disebut Penghianat oleh masyarakat Turki yang bertanggung jawab atas hilangnya kekhalifahan Islam. Sehingga memahami sosok Mustafa Kemal secara utuh, tidak parsial;
Membaca literatur lain tentang Modernisasi Peradaban Islam di Turki khususnya sejarah Turki di bawah Mustafa Kemal. Karena penulis hanya menyajikan sosok Mustafa Kemal sebagai tokoh pembaharuan Turki. Sedangkan banyak literatur yang membahas Mustafa Kemal dari sisi lain, contohnya sosok Mustafa Kemal yang disebut Penghianat oleh masyarakat Turki yang bertanggung jawab atas hilangnya kekhalifahan Islam. Sehingga memahami sosok Mustafa Kemal secara utuh, tidak parsial;
2. Mari
kita bersama-sama menguatkan akar ke-Islam-an kita dan selektif menerima hal
baru yang datang dalam diri kita karena konsep Sekulerisme Barat tidak akan
tumbuh subur ketika ditabur dalam masyarakat yang mempunyai Islam yang kuat
(masyarakat muslim).
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution, Harun.1992. Pembaharuan dalam
Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta : PT Bulan Bintang.
Thohir, Ajid.2004. Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik,
dan Budaya Umat Islam. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Syaukani, Ahmad. 1997. Perkembangan
Pemikiran Modern Di Dunia Islam. Bandung : Pustaka Setia.
Sani, Abdul, 1998. Lintasan Sejarah
Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tim Narasi,2006. Heroes
of freedom and Humanity, Yogyakarta:
Perum Nogotirto Elok II
Abbas, Siradjudin, 1983, 40 Masalah
Agama, Jakarta : Pustaka Tarbiya
Arkoun, Mohamed, 2003, Islam Agama Sekuler, Yogyakarta : Belukar
Arkoun, Mohamed, 2003, Islam Agama Sekuler, Yogyakarta : Belukar
www.bacabuku.blogspot.com
[1]
Gelar Pasya diberikan kepada Mustafa Kemal karena kecakapannya di medan
pertempuran terutama di daerah Gallipoli dan daerah Kaukasus. Pangkatnya
dinaikkan dari kolonel menjadi Jenderal ditambah dengan gelar Pasya.
[2] Gelar
Attaturk diilhami oleh lahirnya UU yang disetujui pada tanggal 28 Juni 1934
yang mengharuskan orang Turki punya nama keluarga. Sejak itu ia lebih di kenal
dengan Mustafa Kemal Attaturk
[3] Tim
Narasi, Heroes of freedom and Humanity,
(Yogyakarta: Perum Nogotirto Elok II, 2006), hal: 108
[4]
Harun Nasution, pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan
(Jakarta : Bulan Bintanng, 2011),hal 134
[5]
Siradjudin Abbas, 140 Masalah Agama, (Jakarta : Pustaka Tarbiya, 1983),
hal: 34
[6] Mohamed
Arkoun, Islam Agama Sekuler, (Yogyakarta : Belukar,2003), hal 89
[7]
Prof. Dr. Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan
Gerakan. Jakarta : Bulan Bintang, 2011. Cet XIV, hal 145.
[8]
Drs. Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam.
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998. Cet I, h 131.
[9]
Drs. H. Ahmad Syaukani, MA. Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam.
Bandung : Pustaka Setia, 1997. Cet I, hal 60.
[10]
Drs. Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam.
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998. Cet I, h 132.