WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Sabtu, 13 Agustus 2011

Umat Islam Dalam Sejarah

Umat Islam Dalam Sejarah
Oleh: Fathur Rozi
Mahasiswa PTIQ Jakarta, Fakultas Ushuluddin II
Sejarah Islam sering kali dikaitkan dengan adanya sebuah negara atau kerajaan Islam. Sejak awalnya, Islam ada dan tersebar sebagai sebuah umat-negara; Islam sekalaigus adalah agama dan tata politik. Dalam abad-abad setelah meninggalnya Nabi Muhammad, wilayah-politik Arabia-lokal Muhammad menjadi imperium yang luas, terbentang dari Afrika Utara sampai Asia Tenggara.
Perkembangan Islam dan lembaga-lembaga negara (khilafah, hukum pendidikan militer, layanan-layanan sosial) jalin-menjalain. Sekali lagi, zaman Nabi menjadi paradigma bagi generasi-generasi sesudahnya, karena di Madinah mandat al-Qur’an mengambil bentuk dan substansi di bawah bentuk dan arahan sang Nabi.
Komunitas Madinah menjadi kerangka total bagi negara, masyarakat dan kebudayaan. Komunitas Madinah melambangkan mandat al-Qur’an agi Muslimin sebagai pribadi dan sebagai suatu umat “untuk mengubah dunia sendiri lewat aksi di dunia.” Aspirasi dan cita-cita ini telah menjadi tantangan bagi Umat Islam sepanjang sejarahnya.
Arabia abad ketujuh didominasi oleh dua imperium besar: Kekaisaran Bizantium (Kristiani), atau Romawi Timur dan kekaisaran Persia Sasanid (Zoroastrian). Di tengah–tengahnya adalah semenanjung Arabia, yang terdiri atas masyarakat-masarakat kesukuan yang tampaknya lemah dan terpecah-pecah. Dalam seratus tahun kedua imperium tersebut benar-benar runtuh dihadapan tentara-tentara Allah ketika Arabia bersatu di bawah payung Islam yang menjadi inti organisasi.
Di bawah pimpinan para pengganti Nabi, sebuah imperium dan persemakmuran negara-negara Islam mendominasi banyak belahan dunia. Para da’inya bisa dari golongan para tentara, pedagang dan para sufi. Islam menjadi basis identitas komunitas dan alasan atau legitimasi bagi para penguasa dan kebijakan ekspansi dan penaklukan mereka.
Sehingga misalnya perang-perang penaklukan diistilahkan sebagai Al-fath “membuka” atau “memenangkan” jalan untuk Islam. Seperti Muhammad memerintah negara lintas-suku atas nama Islam, demikian juga umat Islam menjadi terasosiasi dengan sebuah imperium yang ekspansif. Mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi?
Segera setelah penaklukan Makkah, Muhammad mengalihkan perhatiannya untuk memperluas dan mengkonsolidasikan kekuasaannya atas Arabia. Para utusan dikirim dan aliansi-aliansi dibentuk bersama suku-suku dan para penguasa di sekitarnya. Suku-suku Baduwi Arabia yang sangat independen disatukan dibelakang Nabi lewat kombinasi antara kekuatan militer dan diplomasi.
Sebagaimana Muhammad sekaligus adalah kepala negara dan Rasul Allah, demikian pula para utusan, tentara negara adalah utusan dan tentara Islam da’i-da’i pertamanya. Di samping militer dan diplomasi, mereka membawa al-Qur’an dan ajaran-ajaran agama mereka. Di samping itu mereka menyebarkan pandangan hidup yang memepengaruhi tata politik dan sosial maupun kehidupan pribadi dan ibadah.
Islam mencakup sekaligus sistem iman dan politik. Secara ideal orde baru ini adalah komunitas kaum beriman, yang mengakui kedaulatan tertinggi Tuhan, hidup sesuai dengan hukum-nya, mematuhi Nabi-nya dan mendedikasikan kehidupan mereka untuk menyebarkan kekuasaan dan hukum Tuhan.
Inilah risalah dan visi yang menyertai para tentara Arab ketika mereka berhamburan keluar dari Arabia dan membangun supremasi mereka di seluruh Timur Tengah. Yang paling mencolok dari awal ekspansi awal Islam adalah kecepatan dan keberhasilannya dan para ilmuan Barat dibuat terkagum-kagum oleh hal ini.
Sementara kaum Muslimin memandang penaklukan-penaklukan tersebut sebagai mukjizat atau pembuktian historis atas kebenaran klaim-klaim Islam dan sebagai tanda hidayah Tuhan. Dalam satu dekade kekuatan-kekuatan Arab mengepung tentara-tentara Bizantium dan Persia yang dilemahkan oleh tahun-tahun penuh peperangan dan menaklukan Irak, Syiria, Palestina, Persia dan Mesir.
Momentum kemenanagn-kemenangan awal ini diperpanjang dengan serangkaian pertempuran brilian di bawah pimpinan para panglima agung semisal Khalid ibn Walid dan Amr ibn Ash, yang memperluas batas wilayah imperium Muslim sampai ke Maroko dan Spanyol di Barat melintasi Asia Tengah sampai India Timur.
Di dorong oleh imbalan ekonomi dari penaklukan atas wilayah-wilayah yang lebih kaya, lebih maju, disatukan dan diilhami oleh agama baru mereka, tentara-tentara Islam terbukti menjadi penakluk yang tak terhadang dan menjadi penguasa yang efektif, mereka menjadi pembagun bukan perusak. Mereka menganbil alih negeri-negeri yang ditaklukan mengganti para penguasa dan tentara lokal tetapi mempertahankan banyak hal dari pemerintahan, birokrasi dan kebudayaan mereka.
Ekspansi Islam yang mengagumkan dihasilkan tidak hanya dari penaklukan tentara tapi juga dengan jalan damai. Demikian pula dalam abad-abad kemudian di banyak wilayah Afrika, anak benua India dan Asia Tenggara, penyebaran Islam yang efektif disebabkan terutama oleh para pedagang, da’I dan sufi yang berhasil mengislamkan lewat teladan dan dakwah mereka.


Jakarta 07 juli 2011