Kata Pengantar
Alhamdulillah kita ucapkan kepada kehadirat Allah yang Maha Kuasa,
karena atas izinNya maka penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
bapak dosen dengan judul Tercabutnya Ilmu ( Keislaman )
dengan Wafatnya Para Ulama’.
Shalawat dan
salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari zaman yang penuh dengan kebodohan sampai zaman yang penuh dengan
rahmat insyaallah. Maka untuk itu pemakalah berusaha mengembangkan tugas ini
dengan penuh rasa syukur dan cinta bukan dengan niat yang salah.
Adanya makalah ini mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada
penulis khususnya demi menambah wawasan, dan kepada pembaca memberikan nuansa
pengetahuan baru dalam ilmu pendidikan, serta para guru agar dapat mendapatkan
ilmu baru dan dapat memahami apa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam Hadistnya,
tentang punahnya ilmu agama disebabkan wafatnya para ulama’ yang menjadi
pewaris Rasulullah sebagimana sabdanya “ para ulama’ adalah peawaris para
Nabi”.
Terimakasih kepada bapak dosen bapak H. Rafismen, M.A yang banyak
memberikan pengetahuan baru serta memberikan banyak saran kepada penulis dan
teman-teman yang telah banyak membantu pembuatan makalah ini hingga selesai dan
mohon maaf kepada pembaca bila menemukan banyak kesalahan, untuk itu kami mohon
saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini.
بَابُ فِيْ قَبْضِ اْلعِلْمِ بِقَبْضِ
اْلعُلَمَاءِ
Tercabutnya Ilmu (
Keislaman ) dengan Wafatnya Para Ulama’
A.
Matan Hadist
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : " اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَقْبِضُ اْلعِلْمَ اِنْتِزَاعًا
يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ , وَلَكِنْ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ بِقَبْضِ اْلعُلَمَاءِ
, حَتَّى اِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَاِلمًا , اِتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَّالًا
, فَسُئِلُوْا , فَاَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ , فَضَلُّوْا وَاَضَلُّوْا ".
B.
Terjemahan Hadist
Dari Abdullah bin Amru ibnu-‘Ash (semoga Allah meridhoi keduanya)
berkata : saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “ sesungguhnya Allah Azza wa
Jalla tidak menghilangkan ilmu (keislaman) dengan cara mencabutnya dari dada
umat manusia, tetapi Allah menghilangkan ilmu (keislaman) dengan mewafatkan
para ulama, sehingga tidak ada seorang ulama pun yang tertinggal. Kemudian
orang-orang mengangkat pemimpin yang bodoh. Ketika mereka ditanya, lalu mereka
berfatwa (menjawab pertanyaan itu) tanpa didasarkan ilmu, maka mereka sesat dan
menyesatkan.”
C.
Makna Mufradat
Ilmu اْلعِلْمُ
=
اِنْتِزَاعًا =
mencabut/ menarik
النَّاسُ = manusia
اْلعُلَمَاءُ = para ulama’
لَمْ يَتْرُكْ = tidak meninggalkan/
membiarkan
اِتَّخَذَ = menjadikan
رُءُوْسًا = ketua /pemimpin
سُئِلُوْا = mereka ditanya
فَاَفْتَوْا = berfatwa/ memberi fatwa
ضَلُّوْا = sesat
memgenggam= يَقْبِضُ
D.
Asbabul Wurud
Imam ahmad dan At-Thabrani meriwayatkan dari hadist Abu Umamah, katanya
: selesai melakukan haji wada’ Nabi Muhammad Saw bersabda : “Ambillah ilmu
sebelum ia ditarik/ diangkat”. Seorang arab badui bertanya : bagaimana ilmu
diangkat ? Beliau bersabda : ketahuilah, sesungguhnya hilangnya ilmu adalah
hilangnya dalam tiga periode. Dalam
riwayat lain Abu Umamah, orang itu bertanya :”bagaimana mungkin ilmu terangkat,
padahal ditengah-tengah kami selalu ada mushaf (Al-Qur’an), kami mempelajarinya
dan kami mengetahuinya, serta kami ajarkan pula kepada anak-anak dan istri
kami, demikian pula kepada para pelayan kami.” Rasulullah mengangkat kepalanya
dan beliau menghampiri orang itu, karena marahnya. Beliau bersabda : “inilah Yahudi
dan Nasrani dikalangan mereka ada mushaf, tetapi mereka tidak mempelajarinya,
takkala para nabi dating kepada mereka. Ibnu Hajar berkata : hadist ini masyhur
sekali dari riwayat hisyam dan dalam riwayat lain bunyinya …:sehingga tidak ada
dari kalangan para ulama yang hidup.
E.
Biografi Rawi
Beliau adalah Abdullah bin amr bin ash, ada yang mengatakan bahwa
namanya adalah Al ash. Ketika beliau masuk Islam Nabi Muhammad
shallallahualaihiwasallam merubah nama beliau dengan Abdullah. Gelar beliau
adalah Abu Muhammad atau ada pula yang mengatakan Abdurrahman atau Abu Nushair
Al QuraysAs Sahmi.
Beliau adalah sosok mujahid yang tangguh, tinggi, gemuk dan berwajah
kemerah-merahan putih rambut dan jenggotnya.Ketika usianya telah lanjut kedua
mata beliau buta. Abdullah bin Amr adalah orang yang alim, shalih, kuat
dan bersemangat dalam beribadah. Beliau adalah sahabat rasulullah, demikian pula
Bapaknya, bahkan beliau lebih dahulu masuk islam sebelum bapaknya. Beliau
dikenal sangat rajin membaca Al quran, tiada punya rasa bosan. Abdullah memang
dikenal sangat rajin beribadah, baik sholat, puasa membaca Al Quran maupun
shalat malam, sampai beliau berlebihan dalam menjalankannya.Rasulullah pun
memanggil Abdullah dan diperintahkan agar tidak terlalu berlebihan dalam
beribadah.Dan beliau bersabda : "Aku puasa dan berbuka, bangun shalat
malam dan tidur juga menikahi wanita, maka yang tidak suka sunahku tidaklah
termasuk golonganku"
Abdullah bin Amr ini
semenjak masuk Islam pertama-tama yang menjadi pusat perhatiannya adalah Al
Quran yang diturunkan secara berangsur-angsur. Setiap turun ayat maka
dihafalkan dan diusahakan untuk memahaminya, hingga setelah semuanya selesai
dan sempurna beliau pun telah hafal keseluruhannya. Dan beliau menghafalkan itu
bukanlah hanya sekedar mengingatakan tetap idihafalkan dengan tujuan dapat
dipergunakan untuk memupuk jiwanya, dan kemudian menjadi hamba Allah yang taat.
Abdullah pernah
berkata: "Kami telah mengumpulkan Al Quran kemudian kami membaca
keseluruhannnya dalam waktu semalam".Memang beliau dikaruniakan akal yang
sempurna ,cerdas, semangat dalam mencari ilmu dariNabi, rajin dan tekun
mencatat. Ia pun memiliki ilmu dan amal yang mapan.
Abu hurairah pernah
berkata"Tidak ada seorang pun dari sahabat Rasulullah yang lebih banyak
haditsnya dari pada kami kecuali abdullah bin amr, Karena beliau menulis dan
kami tidak menulis."
Diantara keistimewaan
beliau adalah bahwa beliau sebaik-baik ahlu bait. Dan ketika berada di rumah
rasulullah ,rasul bertanya"Tahukah kamu siapa yang bersama kami di rumah
?", Kami berkata: "siapaya rasulullah". Beliau menjawab
Jibril.Kami berkata"Assalamualaika yaa jibril warahmatullah".Kemudian
rasulullah bersabda"Sesungguhnya Jibril telah menjawab salam kamu"(HR
Tabrani).
Beliau wafat pada malam
hari di usianya yang ke 72 tahun bertepatan dengan tahun 65 atau 63
hijriah.Beliau dimakamkan di rumah beliau sendiri, karena terjadinya kerusuhan
di waktu itu.
Biografi Amr bin Ash,
Beliau biasanya dipanggil Abu
Abdullah. Gelarnya ‘Fatihul Masr’(Sang Penakluk Mesir). Nama lengkapnya Amru
bin Ash bin Wael bin Hasyim. Beliau dilahirkan di Mekkah lima puluh tahun
sebelum Hijrah. Dan wafat pada tahun 38 Hijriah.
Selama berjuang bersama Rasulullah,
beliau telah meriwayatkan kurang lebih 39 hadits. Diantara hadits riwayatnya;
Rasulullah bersabda; “Jika seorang hakim menghakimi kemudian berijtihad dan
ijtihadnya itu benar maka baginya dua pahala. Jika ijtihadnya salah maka
baginya hanya satu pahal”(HR.Bukhori). Diantara orang-orang yang meriwayatkan
hadits dari beliau adalah anaknya, Abdullah, al-Hindy dan Qobishah bin Dhuaib.
F.
Nilai-nilai Yang Terkandung
Dalam Hadist
Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan para ulama’ dalam pandangan
agama, kematian atau wafatnya ulama’ berarti suatu kerugian bagi umat. Maka
kemuliaan ilmu dan kepentingannya harus dirasakan oleh seseorang yang
menuntutnya, dan orang yang mengamalkannya. Maka hidupkan ilmu-ilmu Islam
dengan memelihara kitabullah dan sunnah Rasul-Nya serta berusaha mengamalkannya
agar ia tetap menjadi teladan dan panutan. Jangan tanyakan perihal keagamaan
kepada orang yang bodoh karena bila mereka berfatwa tanpa mengerti ilmu yang
sebenarnya, mereka justru akan menyesatkan (umat) dari jalan yang lurus.
Jelas hadits di atas mengarahkan perhatian kita kepada diangkatnya
ilmu yang dikuasai oleh para ulama. Dan itu tentunya adalah ilmu agama.
Sedemikian mengkhawatirkannya keawaman dan kebodohan masyarakat akan ilmu agama
sebagai akibat diwafatkannya para ulama, sehingga Nabi Saw memprediksi akan
munculnya orang-orang bodoh yang dijadikan tempat bertanya dan berfatwa. Dan
ketika mereka berfatwa, maka mereka berfatwa tanpa ilmu agama. Akibatnya fatwa
yang dihasilkan bersifat sesat dan menyesatkan ummat, demikian sabda Rasulullah
Saw.!
Dalam realita dunia modern, baru-baru ini kita dikejutkan oleh
berita sepasang lelaki gay mengaku muslim yang dinikahkan oleh seorang Imam
masjid yang juga gay. Beritanya sebagai berikut:
“Ludovic Mohamed Zahed, seorang pria Prancis asal Aljazair, dan
pasangannya Qiyam al-Din dari Afrika Selatan, dilaporkan telah menikah sesuai
dengan 'Syari'at Islam' di hadapan seorang imam (gay) asal Mauritius bernama
Jamal, yang merestui mereka pada (12/2/2012), seperti yang dilansirAlbawbabapada
(2/4).
Sebelumnya, keduanya telah menikah di Afrika Selatan di bawah hukum
pernikahan sesama jenis di negara tersebut, yang mengizinkan pernikahan gay
karena Prancis tidak mengizinkan pernikahan sesama gay.” (www.arrahmah.com Senin,
9 April 2012 09:38:05)
Imam gay asal Mauritius ini merupakan contoh seorang bodoh yang
mengeluarkan fatwa sesat dan menyesatkan. Ia telah merestui jalinan hubungan
homosexual yang jelas-jelas dilarang di dalam dienullah. Bahkan Rasulullah Saw
memperingatkan dengan sangsi keras berupa hukuman bunuh bagi pelakunya.
Daftar Pustaka
Nashiruddin al-Albani, Muhammad, Ringkasan
Shahih Muslim judul asli Mukhtasar Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani, 2007.
Cet II