WELCOME

selamat datang wahai para pencari tuhan, kami akan membantu anda memasuki dunia yang penuh warna...

Sabtu, 02 Juni 2012

بَابُ فِيْ قَبْضِ اْلعِلْمِ بِقَبْضِ اْلعُلَمَاءِ


Kata Pengantar

Alhamdulillah kita ucapkan kepada kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena atas izinNya maka penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak dosen dengan judul Tercabutnya Ilmu ( Keislaman ) dengan Wafatnya Para Ulama’.
Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari zaman yang penuh dengan kebodohan sampai zaman yang penuh dengan rahmat insyaallah. Maka untuk itu pemakalah berusaha mengembangkan tugas ini dengan penuh rasa syukur dan cinta bukan dengan niat yang salah.
Adanya makalah ini mudah-mudahan bisa memberi manfaat kepada penulis khususnya demi menambah wawasan, dan kepada pembaca memberikan nuansa pengetahuan baru dalam ilmu pendidikan, serta para guru agar dapat mendapatkan ilmu baru dan dapat memahami apa yang dimaksud oleh Rasulullah dalam Hadistnya, tentang punahnya ilmu agama disebabkan wafatnya para ulama’ yang menjadi pewaris Rasulullah sebagimana sabdanya “ para ulama’ adalah peawaris para Nabi”.
Terimakasih kepada bapak dosen bapak H. Rafismen, M.A yang banyak memberikan pengetahuan baru serta memberikan banyak saran kepada penulis dan teman-teman yang telah banyak membantu pembuatan makalah ini hingga selesai dan mohon maaf kepada pembaca bila menemukan banyak kesalahan, untuk itu kami mohon saran dan kritiknya demi perbaikan makalah ini.

بَابُ فِيْ قَبْضِ اْلعِلْمِ بِقَبْضِ اْلعُلَمَاءِ
Tercabutnya Ilmu ( Keislaman ) dengan Wafatnya Para Ulama’

A.    Matan Hadist
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : " اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَقْبِضُ اْلعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ , وَلَكِنْ يَقْبِضُ اْلعِلْمَ بِقَبْضِ اْلعُلَمَاءِ , حَتَّى اِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَاِلمًا , اِتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَّالًا , فَسُئِلُوْا , فَاَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ , فَضَلُّوْا وَاَضَلُّوْا ".
B.     Terjemahan Hadist
Dari Abdullah bin Amru ibnu-‘Ash (semoga Allah meridhoi keduanya) berkata : saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “ sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menghilangkan ilmu (keislaman) dengan cara mencabutnya dari dada umat manusia, tetapi Allah menghilangkan ilmu (keislaman) dengan mewafatkan para ulama, sehingga tidak ada seorang ulama pun yang tertinggal. Kemudian orang-orang mengangkat pemimpin yang bodoh. Ketika mereka ditanya, lalu mereka berfatwa (menjawab pertanyaan itu) tanpa didasarkan ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan.”
C.     Makna Mufradat
Ilmu اْلعِلْمُ  =
اِنْتِزَاعًا = mencabut/ menarik
النَّاسُ = manusia
اْلعُلَمَاءُ = para ulama’
لَمْ يَتْرُكْ = tidak meninggalkan/ membiarkan
اِتَّخَذَ = menjadikan
رُءُوْسًا = ketua /pemimpin
سُئِلُوْا = mereka ditanya
فَاَفْتَوْا = berfatwa/ memberi fatwa
ضَلُّوْا = sesat
memgenggam= يَقْبِضُ
D.    Asbabul Wurud
Imam ahmad dan At-Thabrani meriwayatkan dari hadist Abu Umamah, katanya : selesai melakukan haji wada’ Nabi Muhammad Saw bersabda : “Ambillah ilmu sebelum ia ditarik/ diangkat”. Seorang arab badui bertanya : bagaimana ilmu diangkat ? Beliau bersabda : ketahuilah, sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya dalam  tiga periode. Dalam riwayat lain Abu Umamah, orang itu bertanya :”bagaimana mungkin ilmu terangkat, padahal ditengah-tengah kami selalu ada mushaf (Al-Qur’an), kami mempelajarinya dan kami mengetahuinya, serta kami ajarkan pula kepada anak-anak dan istri kami, demikian pula kepada para pelayan kami.” Rasulullah mengangkat kepalanya dan beliau menghampiri orang itu, karena marahnya. Beliau bersabda : “inilah Yahudi dan Nasrani dikalangan mereka ada mushaf, tetapi mereka tidak mempelajarinya, takkala para nabi dating kepada mereka. Ibnu Hajar berkata : hadist ini masyhur sekali dari riwayat hisyam dan dalam riwayat lain bunyinya …:sehingga tidak ada dari kalangan para ulama yang hidup.
E.     Biografi Rawi
Beliau adalah Abdullah bin amr bin ash, ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Al ash. Ketika beliau masuk Islam Nabi Muhammad shallallahualaihiwasallam merubah nama beliau dengan Abdullah. Gelar beliau adalah Abu Muhammad atau ada pula yang mengatakan Abdurrahman atau Abu Nushair Al QuraysAs Sahmi.
Beliau adalah sosok mujahid yang tangguh, tinggi, gemuk dan berwajah kemerah-merahan putih rambut dan jenggotnya.Ketika usianya telah lanjut kedua mata beliau buta. Abdullah bin Amr adalah orang yang alim, shalih, kuat dan bersemangat dalam beribadah. Beliau adalah sahabat rasulullah, demikian pula Bapaknya, bahkan beliau lebih dahulu masuk islam sebelum bapaknya. Beliau dikenal sangat rajin membaca Al quran, tiada punya rasa bosan. Abdullah memang dikenal sangat rajin beribadah, baik sholat, puasa membaca Al Quran maupun shalat malam, sampai beliau berlebihan dalam menjalankannya.Rasulullah pun memanggil Abdullah dan diperintahkan agar tidak terlalu berlebihan dalam beribadah.Dan beliau bersabda : "Aku puasa dan berbuka, bangun shalat malam dan tidur juga menikahi wanita, maka yang tidak suka sunahku tidaklah termasuk golonganku"
Abdullah bin Amr ini semenjak masuk Islam pertama-tama yang menjadi pusat perhatiannya adalah Al Quran yang diturunkan secara berangsur-angsur. Setiap turun ayat maka dihafalkan dan diusahakan untuk memahaminya, hingga setelah semuanya selesai dan sempurna beliau pun telah hafal keseluruhannya. Dan beliau menghafalkan itu bukanlah hanya sekedar mengingatakan tetap idihafalkan dengan tujuan dapat dipergunakan untuk memupuk jiwanya, dan kemudian menjadi hamba Allah yang taat.
Abdullah pernah berkata: "Kami telah mengumpulkan Al Quran kemudian kami membaca keseluruhannnya dalam waktu semalam".Memang beliau dikaruniakan akal yang sempurna ,cerdas, semangat dalam mencari ilmu dariNabi, rajin dan tekun mencatat. Ia pun memiliki ilmu dan amal yang mapan.
Abu hurairah pernah berkata"Tidak ada seorang pun dari sahabat Rasulullah yang lebih banyak haditsnya dari pada kami kecuali abdullah bin amr, Karena beliau menulis dan kami tidak menulis."
Diantara keistimewaan beliau adalah bahwa beliau sebaik-baik ahlu bait. Dan ketika berada di rumah rasulullah ,rasul bertanya"Tahukah kamu siapa yang bersama kami di rumah ?", Kami berkata: "siapaya rasulullah". Beliau menjawab Jibril.Kami berkata"Assalamualaika yaa jibril warahmatullah".Kemudian rasulullah bersabda"Sesungguhnya Jibril telah menjawab salam kamu"(HR Tabrani).
Beliau wafat pada malam hari di usianya yang ke 72 tahun bertepatan dengan tahun 65 atau 63 hijriah.Beliau dimakamkan di rumah beliau sendiri, karena terjadinya kerusuhan di waktu itu.
Biografi Amr bin Ash,
Beliau biasanya dipanggil Abu Abdullah. Gelarnya ‘Fatihul Masr’(Sang Penakluk Mesir). Nama lengkapnya Amru bin Ash bin Wael bin Hasyim. Beliau dilahirkan di Mekkah lima puluh tahun sebelum Hijrah. Dan wafat pada tahun 38 Hijriah.
Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 39 hadits. Diantara hadits riwayatnya; Rasulullah bersabda; “Jika seorang hakim menghakimi kemudian berijtihad dan ijtihadnya itu benar maka baginya dua pahala. Jika ijtihadnya salah maka baginya hanya satu pahal”(HR.Bukhori). Diantara orang-orang yang meriwayatkan hadits dari beliau adalah anaknya, Abdullah, al-Hindy dan Qobishah bin Dhuaib.
F.      Nilai-nilai Yang Terkandung Dalam Hadist
Ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan para ulama’ dalam pandangan agama, kematian atau wafatnya ulama’ berarti suatu kerugian bagi umat. Maka kemuliaan ilmu dan kepentingannya harus dirasakan oleh seseorang yang menuntutnya, dan orang yang mengamalkannya. Maka hidupkan ilmu-ilmu Islam dengan memelihara kitabullah dan sunnah Rasul-Nya serta berusaha mengamalkannya agar ia tetap menjadi teladan dan panutan. Jangan tanyakan perihal keagamaan kepada orang yang bodoh karena bila mereka berfatwa tanpa mengerti ilmu yang sebenarnya, mereka justru akan menyesatkan (umat) dari jalan yang lurus.
Jelas hadits di atas mengarahkan perhatian kita kepada diangkatnya ilmu yang dikuasai oleh para ulama. Dan itu tentunya adalah ilmu agama. Sedemikian mengkhawatirkannya keawaman dan kebodohan masyarakat akan ilmu agama sebagai akibat diwafatkannya para ulama, sehingga Nabi Saw memprediksi akan munculnya orang-orang bodoh yang dijadikan tempat bertanya dan berfatwa. Dan ketika mereka berfatwa, maka mereka berfatwa tanpa ilmu agama. Akibatnya fatwa yang dihasilkan bersifat sesat dan menyesatkan ummat, demikian sabda Rasulullah Saw.!
Dalam realita dunia modern, baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita sepasang lelaki gay mengaku muslim yang dinikahkan oleh seorang Imam masjid yang juga gay. Beritanya sebagai berikut:
“Ludovic Mohamed Zahed, seorang pria Prancis asal Aljazair, dan pasangannya Qiyam al-Din dari Afrika Selatan, dilaporkan telah menikah sesuai dengan 'Syari'at Islam' di hadapan seorang imam (gay) asal Mauritius bernama Jamal, yang merestui mereka pada (12/2/2012), seperti yang dilansirAlbawbabapada (2/4).
Sebelumnya, keduanya telah menikah di Afrika Selatan di bawah hukum pernikahan sesama jenis di negara tersebut, yang mengizinkan pernikahan gay karena Prancis tidak mengizinkan pernikahan sesama gay.” (www.arrahmah.com Senin, 9 April 2012 09:38:05)
Imam gay asal Mauritius ini merupakan contoh seorang bodoh yang mengeluarkan fatwa sesat dan menyesatkan. Ia telah merestui jalinan hubungan homosexual yang jelas-jelas dilarang di dalam dienullah. Bahkan Rasulullah Saw memperingatkan dengan sangsi keras berupa hukuman bunuh bagi pelakunya.
Daftar Pustaka
Nashiruddin al-Albani, Muhammad, Ringkasan Shahih Muslim judul asli Mukhtasar Shahih Muslim. Jakarta : Gema Insani, 2007. Cet II